Manajemen
UKGM pada pelatihan kader kesehatan gigi di Posyandu
1.
Pengertian
UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
adalah usaha yang
dilakukan oleh kader untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi pada kelompok
resiko tinggi( Balita.anak pra sekolah Bumil dan Lansia
2.
Pengertiian
MANAJEMEN
Usaha untuk mengatur,
menata, mencatat laporan kegiatan kesehatan gigi di masyarakat (di Posyandu melalu UKGM)
3.
Tujuan
pelatihan kader
a.
Agar
Kader mampu dalam mengelola layanan sederhana kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat;
b.
Agar
kader kesehatan mampu merujuk klien pengunjung posyandu secara sederhana
masalah kesehatan gigi dan mulut yang
dilakukan oleh kader kesehehan ke Puskesmas
4.
Sasaran
dari pelatihan kader
Kader kesehatan Posyandu
yang sudah ada menjadi kader kesehatan gigi
5.
Strategi
pemberdayaan masyarakat
a.
Menumbuh
kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat (empowering).
b.
Menumbuh kembangkan peranserta
masyarakat dalam. pembangunan
kesehatan.
c.
Membangun
semangat gotongroyong dalam pembangunan kesehatan
d.
Bekerja
bersama masyarakat
e.
Menggalang
kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat.
f.
Penyerahan
pengambilan keputusan kepada masyarakat
6.
Cara
mengelola upaya kesehatan gigi masyarakat mandiri
UKGM
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah dalam rangka :
·
Meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat , dukungan dan peran
aktif berbagai pihak yang bertanggungjawab Terhadap penyakit dan
masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut.
7.
Cara
mengelola upaya kesehatan gigi masyarakat mandiri
i.
Ada
forum kesehatan gigi masyarakat
ii.
Ada
pertemuan forum kesehatan gigi masyarakat
iii.
ada
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi di polindes/poskesdes.
iv.
Ada
kegiatan penyuluhan/promosi kesehatan gigi dan mulut (PHBS gigi dan mulut).
v.
Ada
dana sehat yang berkelanjutan
vi.
Ada kunjungan tenaga kesehatan ke posyandu
8.
Tahapan
kegiatan kader kesehatan dalam penyuluhan :
1.
Menciptakan suasana nyaman dengan cara meminta peserta
untuk menceritakan tentang pengalaman yang berhubungan dengan masalah kesehatan
gigi dan mulut.
2.
Menyampaikan
penyuluhan mengenai Gambaran umum kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan
fungsi bibir, gusi, lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya
3.
Menjelaskan
kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan mulut
4.
Menjelaskan
penyakit tubuh akibat kerusakan gigi
5.
Menjelaskan
kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak
balita, anak prasekolah, usila.
6.
Menjelaskan
pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang
baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan
alat-alat bantu pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang
baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur.
7.
Menjelaskan
pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap penyakit gigi dan mulut.
8.
Menjelaskan
tentang rujukan, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan gigi dan mulut di
masyarakat.
9.
Materi
kesehatan gigi dan mulut yang biasa disampaikan untuk kader
1)
Keadaan
rongga mulut
2)
Pengetahuan
tentang gigi
3)
Menjaga
kebersihan gigi dan mulut
4)
Kelainan
dan penyakit gigi dan mulut
5)
Mengenal
kebiasaan baik dan buruk
6)
Penyakit
tubuh akibat kerusakan gigi
7)
Kelompok
rawan terhadap penyakit gigi dan mulut
8)
Pencegahan
terjadinya penyakit gigi dan mulut.
9)
Rujukan,
pencatatan dan pelaporan
10. Prioritas pada kelompok resiko tinggi
·
High
risk group I:
a.
Ibu
Hamil
b.
Bayi
umur 1 – 3 thn (First Window of infectivity)
·
High
risk group II:
a.
Usia
awal sekolah dasar : kelas 1-2 (6 – 8
thn)
·
High
risk group III:
a.
SMP-SMA
: 12-18 thn
·
High
risk group IV: > 55 thn
11. Kegiatan kader dalam pelayanan
kesehatan gigi dan mulut untuk ibu hamil di Posyandu
a. Dengan kartu kesehatan gigi ibu hamil
(KASIH) dilakukan evaluasi.
b. Konseling (meja 4)
c. Latihan sikat gigi dan flossing
d. Latihan membuat larutan backing soda
e. Risiko tinggi: Anjuran obat kumur,
applikasi fluoride topikal, CPP-ACP, Xylitol
f. Rujukan ke Puskesmas
12. Pertanyaan untuk ibu hamil
·
Apakah gusi ibu berdarah?
·
Apakah gigi ibu berdarah waktu sikat gigi?
·
Apakah gigi ibu berdarah ketika makan?
·
Apakah gigi ibu kadang-kadang bengkak?
·
Apakah ada orang lain yang mengatakan ibu punya bau
mulut?
·
Apakah ibu merasa giginya akan lepas.
·
Apakah ibu merasa kesulitan bila makan-makanan
keras-keras?
·
Apakah makanan terselip diantara gigi?
·
Apakah gusi ibu sakit?
13. Kartu kesehatan gigi dan mulut untuk
balita di Posyandu
·
Dengan
kartu menuju gigi sehat (KMGS) dilakukan monitor dan evaluasi resiko
·
Konseling
(meja 4) stop susu botol, pilih makanan/minum bergizi ramah gigi
·
Latihan
menyikat gigi anak (knee to knee, Ritual Sikat Gigi Malam/ RSGM)
·
Ibu
Risiko tinggi: applikasi fluoride topikal pd anak pd umur WoI, CPP-ACP, Xylitol
(utk ibu)
·
Rujukan
ke Puskesmas (Kontrol berkala)
Konsep
Pendidikan dan Pelatihan
1.
Apa
bedanya pelatihan dengan pendidikan?
UUSPN 2 tahun 1989;
·
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mempersiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang.
UU SISDIKNAS 20 tahun
2003,
·
Pasal
26 ayat 4 dinyatakan bahwa lembaga
pelatihan merupakan satuan pendidikan non formal, disamping satuan pendidikan
lainnya seperti kursus, majelis ta’lim,
kelompok belajar, kelompok bermain,
taman penitipan anak, pusat kegiatan
belajar masyarakat dan satuan pendidikan
sejenis
Pengertian pendidikan
menurut UU SISDIKNAS 20 tahun 2003 pasal
1 ayat 1;
® Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinyauntuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara RI, yang bersumber pada
ajaran agama, keanekaragaman budaya
Indonesia dan tanggap terhadap perubahan
zaman.
UUSPN 20 Tahun 2003
·
Pelatihan
merupakan pendidikan non formal.
Pelatihan adalah bentuk pendidikan
berkelanjutan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didikdengan penekanan
pada penguasaan keterampilan, standar
kompetensi, pengembangan sikap
kewirausahaan, serta pengembangan
kepribadian profesional.
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Secara epistimologis,
kajian pelatihan dapat dilihat dari:
® Pengembangan sistem
® Pelatihan, memiliki masukan, psoses,
keluaran. Pelatihan punya komponen,
tujuan, dan proses.
® Model pelatihan dan
® Pengelolaan pelatihan
® Secara
axiologis, kajian pelatihan berguna bagi
individu/ lembaga/ organisasi dan masyarakat.
3.
Perbedaan
pendidikan dan pelatihan, Soekidjo Notoatmojo (1982:28)
Aspek Kajian
|
Pendidikan
|
Pelatihan
|
Pengembangan Kemampuan
|
Menyeluruh
(overall)
|
Mengkhususkan
(specific)
|
Area kemampuan
|
Kognitif, Afektif,
Psikomotorik
|
Psikomotorik
|
Jangka waktu
pelaksanaan
|
Relatif Panjang
|
Relatif Pendek
|
Materi yang diberikan
|
Lebih umum
|
Lebih khusus
|
Metode yang digunakan
|
konvensional
|
inkonvensional
|
Penghargaan terakhir
|
Gelar (degree)
|
Sertifikat (non gelar)
|
Faktor
faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan
1.
Masukan
(input) mencakup tiga kelompok yaitu :
1) perangkat keras adalah sarana dan
prasarana, yang meliputi tempat belajar, alat bantu, laboratorium, dan
perpustakaan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
2) perangkat lunak adalah rancangan
proses pembelajaran yang terdiri dari kurikulum, proses pembelajaran, jadwal
kegiatan, bahan belajar/modul;
3) sumber daya manusia Diklat yang
terdiri dari peserta pelatihan, pelatih, dan penyelenggaraan pelatihan.
2.
Proses
adalah proses pembelajaran yang berjalan selama pelatihan dilakukan, yaitu dari
awal sampai berakhirnya kegiatan pelatihan.
·
Luaran
yaitu pencapaian tingkat kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan.
·
Dampak
adalah suatu perubahan yang terjadi akibat adanya intervensi melalui pelatihan.
·
Evaluasi
·
Lingkungan
yaitu hal-hal yang mempengaruhi pelatihan.
:
kurikulum, pengajar/pelatih, penyelenggara, sarana yang digunakan, metode serta
karakteristik peserta pelatihan seperti umur, pekerjaan, pendidikan, dan
pengalaman.
3.
Jenis-jenis
metode yang digunakan dalam pelatihan antara lain :
(1) ceramah-tanyajawab,
(2) diskusi kelompok,
(3) kelompok studi kecil,
(4) bermain peran,
(5) studi kasus,
(6) curah pendapat,
(7) demonstrasi,
(8) penugasan,
(9) permainan,
(10) simulasi, dan
(11) praktek lapangan
Konsep
Dasar Posyandu
1.
Dasar
·
Wujud
pemberdayaan masyarakat
·
UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)
·
Promotif
, Preventif
·
Mulai
dicanangkan 1986
2.
Pengertian
salah
satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3.
Tujuan
·
Meningkatnya peran masyarakat dalam
·
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
·
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
·
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA
4.
Sasaran
·
Bayi
·
Anak balita
·
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
·
Pasangan Usia Subur (PUS)
5.
Fungsi
·
Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA.
·
Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
6.
Kedudukan
1)
Terhadap
Pem Desa/Kelurahan
Wadah
pemberdayaan masy
2)
Terhadap
Pokja Posyandu
sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan
aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.
3)
Terhadap
Beberapa UKBM
Sebagai
mitras
4)
Terhadap
Puskesmas
Sbg
UPT
5)
Terhadap
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
satuan organisasi yang mendapat
arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
7.
Pengelola
masyarakat
Dipilih oleh masyarakat, kriteria :
1. Diutamakan
berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat
pengabdian, berinisiatif
tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.
3. Bersedia
bekerja secara sukarela bersama
masyarakat.
8.
Kader
posyandu
anggota
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan
kegiatan Posyandu
secara sukarela
9.
Pembentukan
posyandu
a)
Pendekatan
Internal
Persiapan
petugas pusk utk bekerja sama dg masy
b)
Pendekatan
eksternal
Persiapan
utk mendapat dukungan dr masy
c)
Survei
Mawas Diri (SMD)
menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging)
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki
d)
MMD
(Musyawarah Masy Desa)
ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya
kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi,
gizi, dan penanggulangan diare.
10. Pemantauan posyandu
a) Pemilihan pengurus & Kader
posyandu
b) Orientasi pengurus dan Pelatihan kader
posyandu
c) Pembentukan & peresmian posyandu
d) Penyelenggaraan
dan Pemantauan Kegiatan
Posyandu
11. Kegiatan posyandu
a) KIA (Ibu Hamil, Nifas, Menyusui, Bayi,
Balita)
b) KB
c) Imunisasi
d) Gizi
e) Penanggulangan & pencegahan Diare
12. Kegiatan tambahan
a) Bina
Keluarga Balita (BKB).
b) Kelas Ibu
Hamil dan Balita.
c) Penemuan
dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian
d) Luar
Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
e) (ISPA),
Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri,
Pertusis, Tetanus Neonatorum.
f) Pos
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
g) Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
h) Penyediaan
air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP).
i) Program diversifikasi
pertanian tanaman pangan dan
pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
j) Kegiatan
ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
k) Tabungan
Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).
l) Kesehatan
lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
m) Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR).
n) Pemberdayaan
fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.
Waktu : 1 x sebulan
Tempat : mudah dijangkau
Tenaga : 5 kader + petugas pusk
13. 5 meja :
1. Pendaftaran
2. Penimbangan
3. Pengisian KMS
4. Penyuluhan
5. Pelayanan kesehatan
14. Pembiayaan
·
Masyarakat
·
Dunia
usaha
·
Hasil
usaha
·
Pemerintah
15. Posyandu pratama
·
Adalah
Posyandu yang belum mantap,
·
kegiatan
bulanan Posyandu BELUM RUTIN
·
Jumlah
Kader < 5
·
karena belum siapnya masyarakat.
·
Intervensi :memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.
16. Posyandu madya
·
Posyandu
yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
> 8 kali per tahun,
·
Jumlah
Kader >= 5
·
cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
·
Intervensi
:
a. Pelatihan TOMA
b. SMD dan MMD
17. Posyandu purnama
·
Jumlah
keg >= 8 kali/tahun
·
Mampu
melaksanakan keg tambahan
·
Cakupan
keg > 50%
·
Jumlah
kader >= 5
·
Dana
sehat dengan Jml Peserta < 50% KK
·
Intervensi:
a. Sosialisasi dan Pelatihan Dana sehat
18. Posyandu mandiri
·
Jumlah
keg >= 8 kali/tahun
·
Mampu
melaksanakan keg tambahan
·
Cakupan
keg > 50%
·
Jumlah
kader >= 5
·
Dana
sehat dengan Jml Peserta >= 50% KK
·
Intervensi:
a. Pembinaan Dana sehat
Pelatihan
kader/revitalisasi UKGM pada posyandu
1. Pengertian pelatihan dan pengembangan
·
Pelatihan
dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai.
·
Pelatihan
lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang
spesifik pada saat ini.
·
Pengembangan
lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa
yang akan datang.
2. Faktor penyebab perlunya pelatihan
·
Kualitas
angkatan kerja
·
Persaingan
global
·
Perubahan
yang cepat dan terus menerus
·
Masalah
alih teknologi
·
Perubahan
demografi
3. Menentukan kebutuhan pelatihan
(Goldstein dan Bukton, 1982)
·
Analisis
persyaratan kerja
·
Analisis
organisasi
·
Analisis
karyawan
4. Penentuan tujuan pelatihan
Tujuan pelatihan harus dirumuskan
secara spesifik, apakah perubahan perilaku atau perubahan pengetahuan yang
ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan.
Berdasarkan tujuan tersebut maka
ditentukan materi untuk pelatihan untuk mencapai tujuan.
5. Langkah langkah pelatihan kader
a.
ADVOKASI
KE PENENTU KEBIJAKAN
i. Lurah, Ketua RW/RT, Puskesmas
ii. Membuat perencanaan pelatihan/revitalisasi
kader dalam bentuk Proposal
b.
Melakukan
SMD (Survey Mawas Diri)
1. Kader yang telah ditentukan oleh tokoh masyarakat
c.
Menetukan
tempat pelatihan
d.
Menetukan
waktu yang tepat
e.
Membuat
kartu sehat
f.
Siapa
yang menjadi pembicara, panitia dll
6. Promosi kesehatan gigi dan mulut untuk
balita di posyandu
1)
Dengan
kartu menuju gigi sehat (KMGS) dilakukan untuk monitor dan evaluasi resiko
2)
Konseling
(meja 4) stop susu botol, pilih makanan/minum bergizi ramah gigi
3)
Latihan
menyikat gigi anak (knee to knee, Ritual Sikat Gigi Malam/ RSGM)
4)
Ibu
Risiko tinggi: applikasi fluoride topikal pd anak pd umur Woi, CPP-ACP, Xylitol (utk ibu)
5)
Rujukan
ke Puskesmas (Kontrol berkala)
7. Pengelolaan UKGM
·
Mendata
anak balita
·
Mendata
ibu hamil
·
Melakukan
penyuluhan sesuai kebutuhan anak dan intervensi pada meja 4
·
Memonitor
dan evaluasi
Penyusunan
Kurikulum
1.
Pelatihan
bagi kader kesehatan gigi
Pelatihan
bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader, dan
pelatihan pelatihan
lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk menciptakan
fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan khususnya kader
Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas) yang tersebar merata
dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan dalam pencapaian tujuan.
Sejalan
dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan
arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014—2019 bidang kesehatan yang dititikberatkan
pada pendekatan preventif dan promotif serta pemberdayaan
keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Salah satu
bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang salah satunya adalah Posyandu.
2.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselengarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Dengan
demikian, pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan kader yang handal dalam
upaya pengembangan Posyandu khususnya di daerahnya.
3.
Pendekatan
pelatihan
A. Berdasarkan Masalah (Problem Based),
yakni proses pelatihan didekatkan
pada permasalahan nyata yang ada di lapangan.
B.
Berdasarkan Kompetensi (Competency Based),
yakni proses pelatihan selalu
berupaya untuk mengembangkan keterampilan berjenjang langkah demi langkah
menuju kemampuan paripurna.
D.
Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning),
Yakni proses pelatihan yang
diselenggarakan dengan
pendekatan pembelajaran orang dewasa.
E. Pembelajaran dengan Melakukan (Learning by Doing)
Yang memungkinkan peserta untuk:
1. Berkesempatan melakukan
eksperimentasi dari materi
Pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran
2. Melakukan pengulangan ataupun
perbaikan yang dirasa
perlu.
4.
Peran
dan kompetensi
A. Peran
Kader sebagai penyelenggara kegiatan UKGM
di Posyandu.
B.
Kompetensi
1. Mampu memahami pengelolaan UKGM
di Posyandu.
2. Mampu memahami
tugas-tugas kader kesehatan gigi dalam penyelenggaraan Posyandu.
3. Mampu memahami masalah kesehatan
gigi yg sederhana pada sasaran Posyandu.
4. Mampu menggerakkan masyarakat.
5. Mampu melakukan penyuluhan.
7. Mampu melaksanakan pencatatan dan
pelaporan kesehatan gigi
di Posyandu (Sistem
Informasi Posyandu).
8. Mampu menyusun rencana tindak
lanjut.
5.
Peserta,
fasilitator, narasumber, dan penyelenggara
A.
Peserta
B.
Fasilitator
C.
Narasumber
D.
Penyelenggara
6.
Struktur
program
A. Materi
Dasar
B. Materi
Inti
C. Materi
Penunjang
7.
Proses
dan metode pembelajaran
1)
Proses
pembelajaran
a)
Dinamisasi dan penggalian harapan peserta
b)
Persiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang
c)
mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
d)
Penjajakan awal peserta
e)
Review semua materi
f)
Evaluasi akhir
2)
Metode
pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan
pada prinsip:
a. Orientasi
kepada peserta
b. Peran
serta aktif peserta
c. Pembinaan
iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke
berbagai arah.
d. Pengalaman
praktik kerja lapang
8.
Garis
garis besar program pembelajaran (GBPP)
A. Materi
Dasar
B. Materi
Inti
C. Materi
Penunjang
9.
Evaluasi
dan sertifikasi
A.
Evaluasi
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari evaluasi terhadap:
1.
Peserta.
2.
Pelatih (fasilitator, asisten fasilitator, pembimbing PL).
3.
Penyelenggara.
B.
Sertifikasi
Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan lamanya
waktu pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif, dimana peserta
yang mengikuti pelatihan selama 30 jam pelajaran akan memperoleh
angka kredit sebanyak 1 (satu).