Halaman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kegiatan Praktek Pembelajaran Lapangan Semester VII


Kegiatan Praktek Pembelajaran Lapangan Semester VII

Pada masa adaptasi kebiasaan baru di lingkungan rumah mahasiswa

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat II

 

Diawali dengan pengarahan oleh dosen koordinator matakuliah UKBM II








Dilanjutkan dengan perizinan kepada ketua RT 


hari selanjutnya melakukan pengambilan data di warga Dukuh Singit RT 01 

 


                                     

setelah melakukan pengambilan data, data tersebut diolah


selanjutnya adalah melakukan musyawarah masyarakat desa, bersama ketua RT, tokoh agama, kader dan perwakilan warga


setelah musyawarah masyarakat desa melakukan pelatihan kader 1 dan platihan kader 2


setelah itu melakukan pemberdayaan masyarakat


setelah itu menyusun laporan kegiatan







Rangkuman Materi Perkuliahan Pelatihan Kader

 


Manajemen UKGM pada pelatihan kader kesehatan gigi di Posyandu

1.    Pengertian UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)

adalah usaha yang dilakukan oleh kader untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi pada kelompok resiko tinggi( Balita.anak pra sekolah Bumil dan Lansia

2.    Pengertiian MANAJEMEN 

Usaha untuk mengatur, menata, mencatat laporan kegiatan kesehatan gigi di masyarakat  (di Posyandu melalu UKGM)

3.    Tujuan pelatihan kader

a.    Agar Kader mampu dalam mengelola layanan sederhana kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat;

b.    Agar kader kesehatan mampu merujuk klien pengunjung posyandu secara sederhana masalah  kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh kader kesehehan ke Puskesmas

4.    Sasaran dari pelatihan kader

Kader kesehatan Posyandu yang sudah ada menjadi kader kesehatan gigi

5.    Strategi pemberdayaan masyarakat

a.   Menumbuh kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat (empowering).

b.   Menumbuh      kembangkan   peranserta masyarakat           dalam. pembangunan kesehatan.

c.   Membangun semangat gotongroyong dalam pembangunan kesehatan

d.   Bekerja bersama masyarakat

e.   Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat.

f.    Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat

6.    Cara mengelola upaya kesehatan gigi masyarakat mandiri

UKGM dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah dalam rangka :

·         Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat
Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat , dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggungjawab Terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut.

7.    Cara mengelola upaya kesehatan gigi masyarakat mandiri

           i.       Ada forum kesehatan gigi masyarakat

          ii.       Ada pertemuan forum kesehatan gigi masyarakat

         iii.       ada pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terintegrasi di polindes/poskesdes.

        iv.       Ada kegiatan penyuluhan/promosi kesehatan gigi dan mulut (PHBS gigi dan mulut).

         v.       Ada dana sehat yang berkelanjutan

        vi.       Ada  kunjungan tenaga kesehatan ke posyandu

8.    Tahapan kegiatan kader kesehatan dalam penyuluhan :

1.    Menciptakan   suasana nyaman dengan cara meminta peserta untuk menceritakan tentang pengalaman yang berhubungan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut.

2.    Menyampaikan penyuluhan mengenai Gambaran umum kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya

3.    Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan mulut

4.    Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi

5.    Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit  gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak prasekolah, usila.

6.    Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan alat-alat bantu pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur.

7.    Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap penyakit gigi dan mulut.

8.    Menjelaskan tentang rujukan, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.

9.    Materi kesehatan gigi dan mulut yang biasa disampaikan untuk kader

1)    Keadaan rongga mulut

2)    Pengetahuan tentang gigi

3)    Menjaga kebersihan gigi dan mulut

4)    Kelainan dan penyakit gigi dan mulut

5)    Mengenal kebiasaan baik dan buruk

6)    Penyakit tubuh akibat kerusakan gigi

7)    Kelompok rawan terhadap penyakit gigi dan mulut

8)    Pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut.

9)    Rujukan, pencatatan dan pelaporan

10.  Prioritas pada kelompok resiko tinggi

·         High risk group I:

a.    Ibu Hamil

b.    Bayi umur 1 – 3 thn (First Window of infectivity)

·         High risk group II:

a.    Usia awal sekolah dasar : kelas 1-2  (6 – 8 thn)

·         High risk group III:

a.    SMP-SMA : 12-18 thn

·         High risk group IV: > 55 thn

11.  Kegiatan kader dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk ibu hamil di Posyandu

a.   Dengan kartu kesehatan gigi ibu hamil (KASIH) dilakukan evaluasi.

b.   Konseling (meja 4)

c.   Latihan sikat gigi dan flossing

d.   Latihan membuat larutan backing soda

e.   Risiko tinggi: Anjuran obat kumur, applikasi fluoride topikal, CPP-ACP, Xylitol

f.    Rujukan ke Puskesmas

12.  Pertanyaan untuk ibu hamil

·         Apakah gusi ibu berdarah?

·         Apakah gigi ibu berdarah waktu sikat gigi?

·         Apakah gigi ibu berdarah ketika makan?

·         Apakah gigi ibu kadang-kadang bengkak?

·         Apakah ada orang lain yang mengatakan ibu punya bau mulut?

·         Apakah ibu merasa giginya akan lepas.

·         Apakah ibu merasa kesulitan bila makan-makanan keras-keras?

·         Apakah makanan terselip diantara gigi?

·         Apakah gusi ibu sakit?

13.  Kartu kesehatan gigi dan mulut untuk balita di Posyandu

·         Dengan kartu menuju gigi sehat (KMGS) dilakukan monitor dan evaluasi resiko

·         Konseling (meja 4) stop susu botol, pilih makanan/minum bergizi ramah gigi

·         Latihan menyikat gigi anak (knee to knee, Ritual Sikat Gigi Malam/ RSGM)

·         Ibu Risiko tinggi: applikasi fluoride topikal pd anak pd umur WoI, CPP-ACP, Xylitol (utk ibu)

·         Rujukan ke Puskesmas (Kontrol berkala)

Konsep Pendidikan dan Pelatihan

1.    Apa bedanya pelatihan dengan pendidikan?

UUSPN 2 tahun 1989;

·         Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan  peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran  dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan  datang.

UU SISDIKNAS 20 tahun 2003,

·         Pasal 26 ayat 4 dinyatakan bahwa lembaga  pelatihan merupakan satuan pendidikan non  formal, disamping satuan pendidikan lainnya  seperti kursus, majelis ta’lim, kelompok belajar,  kelompok bermain, taman penitipan anak, pusat  kegiatan belajar masyarakat dan satuan  pendidikan sejenis

Pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS 20  tahun 2003 pasal 1 ayat 1;

® Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana  untuk mewujudkan suasana belajar, agar peserta  didik secara aktif mengembangkan potensi  dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual  keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,  kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan  yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan  negara RI, yang bersumber pada ajaran agama,  keanekaragaman budaya Indonesia dan tanggap  terhadap perubahan zaman.

UUSPN 20 Tahun 2003

·      Pelatihan merupakan pendidikan non formal.  Pelatihan adalah bentuk pendidikan  berkelanjutan untuk mengembangkan  kemampuan peserta didikdengan penekanan  pada penguasaan keterampilan, standar  kompetensi, pengembangan sikap  kewirausahaan, serta pengembangan  kepribadian profesional.

2.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19  Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Secara epistimologis, kajian pelatihan dapat dilihat  dari:

®  Pengembangan sistem

®  Pelatihan, memiliki masukan, psoses, keluaran.  Pelatihan punya komponen, tujuan, dan proses.

®  Model pelatihan dan

®  Pengelolaan pelatihan

®              Secara axiologis, kajian pelatihan berguna bagi  individu/ lembaga/ organisasi dan masyarakat.

3.    Perbedaan pendidikan dan pelatihan, Soekidjo Notoatmojo (1982:28)

Aspek Kajian

Pendidikan

Pelatihan

Pengembangan Kemampuan

Menyeluruh  (overall)

Mengkhususkan  (specific)

Area kemampuan

Kognitif, Afektif,

Psikomotorik

Psikomotorik

Jangka waktu

pelaksanaan

Relatif Panjang

Relatif Pendek

Materi yang diberikan

Lebih umum

Lebih khusus

Metode yang digunakan

konvensional

inkonvensional

Penghargaan terakhir

Gelar (degree)

Sertifikat (non gelar)

 

Faktor faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pelatihan

1.    Masukan (input) mencakup tiga kelompok yaitu :

1) perangkat keras adalah sarana dan prasarana, yang meliputi tempat belajar, alat bantu, laboratorium, dan perpustakaan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

2) perangkat lunak adalah rancangan proses pembelajaran yang terdiri dari kurikulum, proses pembelajaran, jadwal kegiatan, bahan belajar/modul;

3) sumber daya manusia Diklat yang terdiri dari peserta pelatihan, pelatih, dan penyelenggaraan pelatihan.

2.    Proses adalah proses pembelajaran yang berjalan selama pelatihan dilakukan, yaitu dari awal sampai berakhirnya kegiatan pelatihan.

·      Luaran yaitu pencapaian tingkat kompetensi sesuai dengan tujuan pelatihan.

·      Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi akibat adanya intervensi melalui pelatihan.

·      Evaluasi

·      Lingkungan yaitu hal-hal yang mempengaruhi pelatihan.

: kurikulum, pengajar/pelatih, penyelenggara, sarana yang digunakan, metode serta karakteristik peserta pelatihan seperti umur, pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman.

3.    Jenis-jenis metode yang digunakan dalam pelatihan antara lain :

(1) ceramah-tanyajawab,

(2) diskusi kelompok,

(3) kelompok studi kecil,

(4) bermain peran,

(5) studi kasus,

(6) curah pendapat,

(7) demonstrasi,

(8) penugasan,

(9) permainan,

(10) simulasi, dan

(11) praktek lapangan

 

Konsep Dasar Posyandu

1.    Dasar

·      Wujud pemberdayaan masyarakat

·      UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

·      Promotif , Preventif

·      Mulai dicanangkan 1986

2.    Pengertian

salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

3.    Tujuan

·      Meningkatnya peran masyarakat dalam

·      penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

·      Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

·      Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

4.    Sasaran

·         Bayi

·         Anak balita

·         Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

·         Pasangan Usia Subur (PUS)

5.    Fungsi

·      Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA.

·      Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

6.    Kedudukan

1)    Terhadap Pem Desa/Kelurahan

Wadah pemberdayaan masy

2)    Terhadap Pokja Posyandu

sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.

3)    Terhadap Beberapa UKBM

Sebagai mitras

4)      Terhadap Puskesmas

Sbg UPT

5)    Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan

satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.

7.    Pengelola masyarakat

Dipilih oleh masyarakat, kriteria :

1.    Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.

2.    Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.

3.    Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

8.    Kader posyandu

anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela

9.    Pembentukan posyandu

a)      Pendekatan Internal

Persiapan petugas pusk utk bekerja sama dg masy

b)      Pendekatan eksternal

Persiapan utk mendapat dukungan dr masy

c)      Survei Mawas Diri (SMD)

menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki

d)      MMD (Musyawarah Masy Desa)

ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

10.  Pemantauan posyandu

a)    Pemilihan pengurus & Kader posyandu

b)    Orientasi pengurus dan Pelatihan kader posyandu

c)    Pembentukan & peresmian posyandu

d)    Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu

11.  Kegiatan posyandu

a)      KIA (Ibu Hamil, Nifas, Menyusui, Bayi, Balita)

b)      KB

c)      Imunisasi

d)      Gizi

e)      Penanggulangan & pencegahan Diare

12.  Kegiatan tambahan

a)    Bina Keluarga Balita (BKB).

b)    Kelas Ibu Hamil dan Balita.

c)    Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian

d)    Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas

e)    (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.

f)     Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

g)    Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

h)    Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP).

i)      Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).

j)      Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

k)    Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

l)      Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).

m)  Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

n)    Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Waktu : 1 x sebulan

Tempat : mudah dijangkau

Tenaga : 5 kader + petugas pusk

13.  5 meja :

1.    Pendaftaran

2.    Penimbangan

3.    Pengisian KMS

4.    Penyuluhan

5.    Pelayanan kesehatan

14.  Pembiayaan

·         Masyarakat

·         Dunia usaha

·         Hasil usaha

·         Pemerintah

15.  Posyandu pratama

·         Adalah Posyandu yang belum mantap,

·         kegiatan bulanan Posyandu BELUM RUTIN

·         Jumlah Kader < 5

·         karena belum siapnya masyarakat.

·         Intervensi :memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

16.  Posyandu madya

·         Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan  > 8 kali per tahun,

·         Jumlah Kader >= 5

·         cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

·         Intervensi :

a.    Pelatihan TOMA

b.    SMD dan MMD

17.  Posyandu purnama

·         Jumlah keg >= 8 kali/tahun

·         Mampu melaksanakan keg tambahan

·         Cakupan keg > 50%

·         Jumlah kader >= 5

·         Dana sehat dengan Jml Peserta < 50% KK

·         Intervensi:

a.    Sosialisasi dan Pelatihan Dana sehat

18.  Posyandu mandiri

·      Jumlah keg >= 8 kali/tahun

·      Mampu melaksanakan keg tambahan

·      Cakupan keg > 50%

·      Jumlah kader >= 5

·      Dana sehat dengan Jml Peserta >= 50% KK

·      Intervensi:

a.    Pembinaan Dana sehat

 

Pelatihan kader/revitalisasi UKGM pada posyandu

1.    Pengertian pelatihan dan pengembangan

·         Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai.

·         Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.

·         Pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan datang.

2.    Faktor penyebab perlunya pelatihan

·         Kualitas angkatan kerja

·         Persaingan global

·         Perubahan yang cepat dan terus menerus

·         Masalah alih teknologi

·         Perubahan demografi

3.    Menentukan kebutuhan pelatihan (Goldstein dan Bukton, 1982)

·      Analisis persyaratan kerja

·      Analisis organisasi

·      Analisis karyawan

4.    Penentuan tujuan pelatihan

Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan perilaku atau perubahan pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan dilakukan.

Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk pelatihan untuk mencapai tujuan.

5.    Langkah langkah pelatihan kader

a.    ADVOKASI KE PENENTU KEBIJAKAN

                          i.    Lurah, Ketua RW/RT, Puskesmas

                         ii.    Membuat perencanaan pelatihan/revitalisasi  kader dalam bentuk Proposal

b.    Melakukan SMD (Survey Mawas Diri)

1.   Kader yang telah ditentukan oleh tokoh masyarakat

c.    Menetukan tempat pelatihan

d.    Menetukan waktu yang tepat

e.    Membuat kartu sehat

f.     Siapa yang menjadi pembicara, panitia dll

6.    Promosi kesehatan gigi dan mulut untuk balita di posyandu

1)    Dengan kartu menuju gigi sehat (KMGS) dilakukan untuk monitor dan evaluasi resiko

2)    Konseling (meja 4) stop susu botol, pilih makanan/minum bergizi ramah gigi

3)    Latihan menyikat gigi anak (knee to knee, Ritual Sikat Gigi Malam/ RSGM)

4)    Ibu Risiko tinggi: applikasi fluoride topikal pd anak pd umur Woi, CPP-ACP, Xylitol (utk ibu)

5)    Rujukan ke Puskesmas (Kontrol berkala)

7.    Pengelolaan UKGM

·      Mendata anak balita

·      Mendata ibu hamil

·      Melakukan penyuluhan sesuai kebutuhan anak dan intervensi pada meja 4

·      Memonitor dan evaluasi

Penyusunan Kurikulum

1.    Pelatihan bagi kader kesehatan gigi

Pelatihan bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader, dan pelatihan pelatihan lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan khususnya kader Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas) yang tersebar merata dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan dalam pencapaian tujuan.

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014—2019 bidang kesehatan yang dititikberatkan pada pendekatan preventif dan promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang salah satunya adalah Posyandu.

2.    Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselengarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Dengan demikian, pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan kader yang handal dalam upaya pengembangan Posyandu khususnya di daerahnya.

3.    Pendekatan pelatihan

A.  Berdasarkan Masalah (Problem Based),

yakni proses pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata yang ada di lapangan.

B. Berdasarkan Kompetensi (Competency Based),

yakni proses pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan keterampilan berjenjang langkah demi langkah menuju kemampuan paripurna.

D. Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning),

Yakni proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa.

E. Pembelajaran dengan Melakukan (Learning by Doing)

     Yang memungkinkan peserta untuk:

1. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi  

    Pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran

2. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa

    perlu.

4.    Peran dan kompetensi

A. Peran

     Kader sebagai penyelenggara kegiatan UKGM di Posyandu.

B. Kompetensi

1. Mampu memahami pengelolaan UKGM di Posyandu.

2. Mampu memahami tugas-tugas kader kesehatan gigi dalam penyelenggaraan Posyandu.

3. Mampu memahami masalah kesehatan gigi yg sederhana pada sasaran Posyandu.

4. Mampu menggerakkan masyarakat.

5. Mampu melakukan penyuluhan.

7. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan kesehatan gigi di Posyandu (Sistem Informasi Posyandu).

8. Mampu menyusun rencana tindak lanjut.

5.    Peserta, fasilitator, narasumber, dan penyelenggara

A. Peserta

B. Fasilitator

C. Narasumber

D. Penyelenggara

6.    Struktur program

A. Materi Dasar

B. Materi Inti

C. Materi Penunjang

7.    Proses dan metode pembelajaran

1)      Proses pembelajaran

a)    Dinamisasi dan penggalian harapan peserta

b)    Persiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang

c)    mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku

d)    Penjajakan awal peserta

e)    Review semua materi

f)     Evaluasi akhir

2)    Metode pembelajaran

Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:

a.    Orientasi kepada peserta

b.    Peran serta aktif peserta

c.    Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah.

d.    Pengalaman praktik kerja lapang

8.    Garis garis besar program pembelajaran (GBPP)

A. Materi Dasar

B. Materi Inti

C. Materi Penunjang

9.    Evaluasi dan sertifikasi

A. Evaluasi

     Evaluasi yang digunakan selama proses  pembelajaran terdiri dari evaluasi terhadap:

1. Peserta.

2. Pelatih (fasilitator, asisten fasilitator, pembimbing PL).

3. Penyelenggara.

B. Sertifikasi

Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan lamanya waktu pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif, dimana peserta yang mengikuti pelatihan selama 30 jam pelajaran akan memperoleh angka kredit sebanyak 1 (satu).